0
Orasi
Posted by Unknown
on
8/04/2012 10:17:00 AM
Assalamu’alaikum…
Negara demokrasi adalah negara
yang membebaskan seluruh lapisan masyarakatnya untuk meyampaikan hak suaranya
atopun orasinya kepada pemerintah tanpa terkecuali. Tapi alangkah baiknya hak
atopun orasinya mempunyai batasan tertentu agar tidak menjadi hal yang bersifat
kontroversi yang tidak masuk akal.
Berbicara tentang hak, tanpa kita
sadari sudah begitu banyaknya saat ini hak yang mestinya bisa di dapat eh malah
di “serobot” orang lain. Yaaa mungkin bagi sebagian orang itu hal yang
biasa-biasa saja sih, bagi yang tidak tahu akibatnya. Lagi-lagi untuk mencari
kedudukan, mbeeeeee itu hal yang sangat biasaaaaaa saja saat ini.
Apa sih untungnya bila kalian “membeli
kursi”? Apa ada mudhorotnya? Cobalah kalin berpikir dengan bijak.
Yaaa mungkin kalian bisa menikmatinya hanya di dunia saja. Tapi mengapa kalian tidak memandang ke arah depan, bagaimana jika kalian sudah berada di akherat kelak? Seberuntung di duniakah kalian nantinya? Sebahagia itukah?
Kalian bisa “membeli kursi” dengan
materil yang melimpah ruah, tapi tanpa kalian sadari kalian sudah merampas hak
yang mestinya itu bukan hak dari pada kalian. Jika hak yang kalian rampas
adalah haknya anak yatim, apa perasaan kalian? Bersalah kah? Hheee *senyum
sinis* mustahillll….
Jika kalian orang islam pasti
tahu, siapa sih “wal akhiru khotimul anbiya” itu. Beliau dari kecil sudah
menjadi anak yatim piatu, nah coba kalian bayangkan jika yang kalian rampas itu
haknya Beliau? Beliau yang telah membawa kalian dari zaman jahiliyah sampai
kezaman mardhotillah yang seperti kalian rasakan saat ini, yang penuh dengan
beragam ilmu pengetahuan. Apakah kalian tega merampas hak Beliau? Hasil
keringat yang kalian peroleh itu bukan sepenuhnya milik kalian. Meskipun kalian
ingin memberikan sebagian dari hasil keringat kalian itu kepada mereka, mereka
juga tidak akan menerimanya, karena mereka tahu akibatnya kelak. Selama kalian
menerima hasil keringat yang bukan hak dari pada kalian, selama itu juga dosa
yang akan diperoleh oleh keturunan kalian. Mereka yang tidak tahu apa-apa,
mereka yang tidak berdosa, mereka yang baru dilahirkan dalam keadaan suci lahir
& batin, ternyata tanpa disadari mereka sudah dinodai oleh dosa-dosa yang
telah kalian perbuat. Setelah mereka beranjak dewasa kalian memerintahkan
mereka untuk beribadah dengan rajin dan menitip pesan kepada anak kalian
“jangan lupa do’akan orang tuamu ini ya nak”. Memang benar dari segala sudut
pandang, bahwasanya itulah kewajiban seorang anak untuk orang tuanya. Tapi
apakah kalian ingin melarikan diri dari siksaan yang akan kalian peroleh
nantinya? Itukah tujuan kalian yang sebenarnya? Heheee *senyum sinis* kalian
tidak malu…
Ingin aku katakan “mungkin kalian
kurang berpendidikan” tapi mereka mempunyai gelar sarjana semua sedang aku
orang awam yang hanya tahu lewat buku-buku yang aku baca dan para pendidik
tanpa tanda jasa yang benar-benar natural & cakap dalam memberikan ilmu. Yaaaa tidak pantas bagiku untuk mengatakan
itu. Cukup tahu diri saja… jangan bercermin di atas air yang keruh tapi
bercerminlah di atas air yang jernih.
Wassalam…
Posting Komentar