6
Pergi untuk Kembali
Posted by Unknown
on
12/08/2012 05:20:00 AM
Assalamu'alaikum...
Sayup angin kala disubuh turut menyadarkanku
dari kenyamanan menata mimpi. Mimpi yang kutata tanpa kesadaran yang mutlak.
Tak bisa kuraba, tak bisa kugenggam. Ku bersujud mempertanyakan mimpi apakah
ini ya Robb? Tak terpikirkan olehku ini bakal terjadi. Semoga tidak….
Sabtu akhir pekan yang kutunggu dengan senyuman yang manis,
tapi tak sedemikian rupa halnya. Perasaan takut terus mengelabuhiku, bermain
didalam otakku. Bersikap tenang, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Engkau si
jilbab biru.
Waktu itu engkau lewat didepan halamanku dikala hujan
melintasi tapak jalanmu. Ayo bergegaslah kemari, sembari menunggu redanya. Berbincang
tentang masa lalu, memori yang indah tapi sakit. Engkau berkata “itulah
perjalan hidup, tatkala kita harus tegar menghadapinya”. Kusodorkan secangkir teh
botol yang menjadi minuman favoritku, itu karena engkau. Dan lagi terucap
kata-kata yang tak biasa engkau lontarkan, membuatku takut.
1 Desember 2012 |
Hari dimana kubertemu denganmu, itulah waktu yang tepat untuk
bercengkrama, berbagi canda & tawa dikediamanmu. Engkau membuat manisan
pepaya muda dengan bergam warna & bentuk. Menarik mata untuk
menggenggamnya. Rasa untuk dirasa, betapa manisnya manisan ini. Saraya ku
melahap manisan itu, sembari juga engkau bercerita tentang pepaya &
manisan. Engkau tunjukkan kiat untuk membuatnya kepadaku, ada angin apa ini?
Tak terpikirkan olehku ini bakal terjadi. Semoga tidak….
Hari itu mentari mulai condong ketengah khatulistiwa. Gerah
memang. Berpindah haluan sejenak untuk mencari kesejukkan. Semua berkumpul jadi
satu, satu dalam ikatan yang InsyaAllah tidak akan pernah putus bercerai belai.
Memandang langit nan biru dibawah rindangnya pohon jambu air. Kesejukkan angin
memukul pori-pori kulitku, segar. Merah merona warna jambu itu, tak jauh beda
dengan pipimu dikala melahap sepiring rujak. Rujak, rujak & rujak, kuliner
yang tak begitu buruk untuk dilupakan di memori ini.
Entah ada angin apa lagi ini, cukup mengejutkanku. Tak hayal
ini bakal terjadi. Semua yang tersisa hanya puing-puing waktu yang lampau. Tak
bisa untuk diputar kembali. Ku mencoba untuk tidak meratap ketika berada
disampingmu. Pada kenyataannya aku lemah & tak bisa. Aku tak cukup kuat.
Sekarang engkau pergi untuk kembali selamanya.
Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu 'anha.... Amin...
May Allah bless you. We always love you bibi….
Wassalam...