2
The best your way
Posted by Unknown
on
11/11/2014 11:12:00 AM
Hidup
ini tak terlepas dari teka- teki. Sebuah kehidupan yang hanya bisa untuk dijalani
tanpa tahu kapan akan berhenti. Berhenti disatu titik, dimana hanya akan terdengar
suasana sunyi dan berteman sepi.
Ritme
kehidupan tak semulus yang dibanyangkan, seperti melodi yang tersusun rapi terkadang
terdengar sumbang. Harapan yang tak sesuai dengan keinginan.
Setiap
manusia mempunyai keinginan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tetapi tidak
demikian, hidup di dunia ini semua ada dua. Baik dan buruk, ada kalanya sehat
dan sakit.
Semua
berawal ketika membaca sebuah novel MDATTWS karangan Ulfa Khaerani. Sedikit mengutip
bahwa “Didalam kedokteran terkadang ilmu sering dijadikan rujukan dan ada pula
yang menjadikannya sebagai “tuhan”. Kalimat ini sedikit menggelitik. Tetapi
benar adanya. Sebuah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, secara magis semua
jadi baik-baik saja.
Kisah
seorang ibu yang berjuang dan berusaha untuk hidup demi ketiga jagoannya. Sebut
saja Arie Dwi Vitaranti atau sering disapa mimi. Wanita karir yang bekerja di
salah satu perusahaan komunikasi di daerah Jambi. Wanita yang kukenal lewat
blogger. Wanita yang bisa dikatakan cukup eksis di dunia maya baik itu Facebook, Instagram, Twitter terlebih lagi kalo blogger. Mungkin tidak hanya kata ‘cukup’ eksis di dunia maya, tapi
‘terlalu’ eksis hehee….
Mungkin
ini adalah sebuah ketentuan-Nya. Malam itu 14 September 2014, kami baru pulang
dengan anak-anak bermain di lapangan sambil mengajak Alva bermain bola. Setelah
pulang mimi langsung tidur sekitar pukul 22.00 wib. Ketika tengah malam mimi
terbangun dan bergegas ke toilet. Tiba-tiba jemari tangan kanan mimi kaku. Mimi
cuek saja, barangkali itu hanya pegal biasa. Tetapi kaki kanan mimi pun ikut
kaku. Mimi pun rebahan sejenak di kursi. Mimi pun berusaha bangun untuk
berjalan dan membangunkan kak Rani dengan mengetuk pintu kamarnya.
Dengan
wajah terkantuk kak Ran tanya kenapa. Mimi bilang “nak tangan mimi kaku……” dan
seketika tidak bisa berbicara lagi. Akhirnya dengan bahasa isyarat, kak Ran
paham dengan apa yang mimi sampaikan. Bergegas kak Ran mengeluarkan motor dan
mengendarainya. Motor yang sebelumnya tidak pernah dikendarai oleh kak Ran.
Dengan kuasa Allah Swt, akhirnya sampai juga di rumah sakit dan mimi langsung
ditangani dokter.
Fajar
pun menyingsing, mimi pun langsung dirujuk kerumah sakit kota. Dari hasil cek
tensi ketika terkena STROKE (290/170) dan cek MRI. Dan benar saja, diketahui
ada pembuluh darah yang pecah di bagian otak kiri (intracerebrral haemorrgia
pada capsula interna kiri) *dalam bahasa medis*
Sudah
11 hari dalam masa perawatan, belum ada lima hari perawatan mimi sudah
kelihatan sehat. Akhirnya inilah mimi yang sekarang. Tangan dan kaki yang
sempat lumpuh sekarang sudah mendingan dan sudah dapat bergerak layaknya orang
normal, tapi terkadang sempat lemas seperti tanpa tenaga. Inilah Arie Dwi
Vitaranti yang sekarang.
Apapun
yang ditanam, itulah hasil yang akan dipetik. Jika taat terhadap perintah Allah
Swt dan menjauhi semua larang-Nya, apapun akan terjadi. Kun fayakun, maka terjadilah sesuatu yang diluar nalar manusia.
Itulah yang terjadi pada mbak mimi saat ini. Ini bukan teguran, tetapi ini
cobaan dan ujian. “Sakit itu sebuah pertanda. Harus semakin dekat dengan Yang
Maha Memberi Sakit. Percaya saja pada Allah Swt., yang menjanjikan sakit
sebagai penggugur dosa-dosa.” (Ulfa Khaerani in MDATTWS Novel).
Get
well soon Mrs Mimi, Allah Swt., who know the best your way. We’re missing your
smile….